Advance organizer adalah konsep yang dikembangkan dan sistematis dipelajari oleh David Ausubel pada tahun 1960. Ausubel adalah pelopor aliran kognitif, dia mengemukakan teori belajar bermakna (meaningful learning). Belajar bermakna adalah proses mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang relevan dan terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Dia sangat dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Jean Piaget. Ausubel telah bekerja secara konsisten untuk membuktikan bahwa advance organizer memfasilitasi pembelajaran dan banyak penelitiannya telah mempengaruhi orang lain sejak 1960-an.
Advance organizer yang dikembangkan oleh Ausubel merupakan
penerapan konsepsi tentang
struktur kognitif di dalam merancang
pembelajaran.
Penggunaan advance organizer sebagai kerangka isi akan
dapat meningkatkan
kemampuan
siswa dalam memperoleh informasi baru,
karena merupakan kerangka dalam bentuk abstraksi atau ringkasan konsep-konsep dasar tentang apa yang dipelajari, dan hubungannya dengan materi yang
telah ada dalam struktur kognitif peserta
didik.
Jika ditata dengan baik, advance organizer akan memudahkan
peserta didik mempelajari materi pelajaran yang
baru, sehingga akan lebih bermakna. Hal ini dipertegas pendapat Abdul Aziz Wahab
(2012:70) menyatakan, “model pembelajaran advance
organizer adalah memproses informasi yang didesain untuk
mengajarkan kumpulan isi (body content) yang saling berhubungan”.
Pada prinsipnya model advance organizer adalah model pembelajaran
dimana siswa dapat menyerap, mencerna dan
mengingat bahan
pelajaran
dengan baik.
Menurut Huda Miftahul (2013:107) “Model advance organizer dirancang
untuk memperkuat struktur kognitif siswa dan pengetahuan mereka tentang
pelajaran
tertentu dan
bagaimana mengelola, memperjelas, memperhatikan dan memelihara. pengetahuan tersebut dengan baik”.
Hal senada juga diungkapkan Joyce Broce, dkk, (2009:288) bahwa
pembelajaran advance
organizer dirancang untuk memperkuat struktur kognitif siswa dan pengetahuan mereka tentang
pelajaran
tertentu dan
bagaimana mengelola,
memperjelas,
memperhatikan
dan
memelihara pengetahuan. Lebih lanjut dijelaskan
bahwa dengan kata lain struktur kognitif harus sesuai dengan jenis pengetahuan
apa yang ada dalam pikiran kita, seberapa banyak pengetahuan tersebut dan
bagaimana pengetahuan ini dikelola.
Nur Muhammad (2004:50) “Model pembelajaran Advance organizer adalah suatu Model
Kontruktivis didasarkan pada prinsip mengorientasikan siswa kepada materi sebelum
dibaca atau presentasi kelas, yang digunakan untuk memperbaiki kinerja
siswa yang memiliki pemahaman
rendah”.
Berdasarkan beberapa pendapat di simpulkan bahwa model pembelajaran advance organizer adalah
suatu pembelajaran kontruktivis
yang didasarkan pada prinsip mengorientasikan siswa kepada materi sebelum
dibaca atau presentasi kelas, yang digunakan
untuk memperbaiki, mengelola,
memperjelas,
memperhatikan
dan
memelihara pengetahuan.
Bentuk-Bentuk
Model Pembelajaran Advance
organizer
Bentuk-bentuk model pembelajaran advance organizer menurut Huda Miftahul
(2013:107) yaitu:
a.
Ekspository
Advance organizer
Dirancang
jika akan menjelaskan suatu gagasan umum yang memiliki
beberapa bagian yang saling berhubungan. Bentuk ini bertujuan untuk membantu memperluas
pemahaman konsep bagi siswa.
Contoh: jika kita ingin menjelaskan
tentang nilai suatu data yang
ditampilkan pada tabel dan diagram,
terlebih dahulu dijelaskan tentang cara
membaca data
dalam bentuk table, diagram batang, diagram garis, diagram lingkaran, dan ogive.
b. Comparatif Advance organizer
Dirancang
untuk mengintegrasikan konsep baru dengan konsep lama yang telah siswa miliki dalam struktur kognitifnya. Bentuk ini
bertujuan mempertajam dan memperluas pemahaman konsep.
Contoh: cara membaca data dalam bentuk tabel, diagram batang, diagram garis, diagram lingkaran, dan ogive dengan, untuk itu jika kita ingin menjelaskan tentang nilai suatu data yang ditampilkan pada tabel dan diagram, melalui
pemahaman terhadap perbandingan antara tentang nilai suatu data yang ditampilkan pada tabel dan diagram (konsep lama) dengan cara membaca data dalam bentuk tabel, diagram batang, diagram garis, diagram lingkaran, dan ogive (konsep baru) maka siswa akan mengintegrasikan konsep baru tersebut.
Tujuan model pembelajaran
Advance organizer:
a. Memperkuat
struktur kognitif siswa
b. Menambah daya ingat (retensi)
siswa terhadap informasi yang bersifat
baru.
c. Memperkuat proses asimilasi informasi dan ide secara bermakna pada
siswa
mengkonstruksi berfikir akurat siswa.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Advance
Organizer
Adapun
langkah-langkah dalam model pembelajaran advance
organizer menurut Huda Miftahul (2013:110) terdiri dari tiga fase yang saling berkaitan
yaitu:
- Penyajian advance organizer
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam fase ini adalah sebagai berikut,
a. Mengklarifikasikan tujuan pengajaran
Dalam hal ini dimaksudkan untuk
membangun perhatian peserta didik dan menuntun mereka pada tujuan pembelajaran
dimana keduanya merupakan hal penting untuk membantu terciptanya belajar
bermakna.
b. Menyajikan organizer
Dalam menyajikan organizer (kerangka
konsep) terdapat beberapa hal yang penting yang harus dilakukan yaitu:
1. Mengidentifikasi atribut
2. Memberi contoh-contoh
3. Menyediakan mengatur suasana
konsep
4. Mengulang
Penyajian kerangka konsep yang umum
dan menyeluruh untuk kemudian dilanjutkan dengan penyajian informasi yang lebih
spesifik. Ganbaran konsep/proposisi yang utama harus dikemukakan secara jelas
dan hati-hati sehingga siswa mau melakukan eksplorasi baik berupa tanggapan
maupun mengajukan contoh-contoh.
c. Memancing dan mendorong
pengetahuan dan pengalaman dari siswa
Pada bagian ini peran aktif siswa
tampak dalam bentuk memberikan respon terhadap presentasi organisasi yang
diberikan guru.
- Penyajian bahan pelajaran
Sebelum menyajikan bahan pelajaran
ada beberapa hal yang perlu dilakukan:
- Membuat organisasi secara tegas.
- Membuat urutan bahan pelajaran
secara logis dan eksplisit
- Memelihara suasana agar penuh
perhatian
- Menyajikan bahan.
Fase kedua ini dapat dikembangkan
dalam bentuk diskusi, ekspositori, atau siswa memperhatkan gambar-gambar,
melakukan percobaan atau membaca teks, yang masing-masing diarahkan pada tujuan
pengajaran, pengembangan system hirarki dalam PBM dapat dilaksanakan dengan
cara:
a. Diferensiasi progesif
Suatu proses mengarahkan masalah
pokok menjadi bagian-bagian yang lebh
rinci dan khusus. Guru dalam mengajarkan konsep-konsep ari yang paling
ingklusif kemudian konsep yang kurang ingklusif setelah itu baru yang khusus
seperti contoh-contoh.
b. Rekonsiliasi integrative
Pengetahuan baru yang harus
dihubungkan dengan isi materi pelajaran sebelumnya. Penyusunan ini berguna untuk mengatasi ketidaktauan mengurangi pertentangan kognitif.
- Penguatan Organisasi Kognitif
Tujuan fase ketiga ini mengaitkan
materi belajar yang baru dengan struktur kognitif siswa. Ausubel
mengidentifikasikan menjadi empat aktifitas, yaitu:
Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi intergratif.
a. Aktivitas ini mempertemukan materi belajar yang baru
dengan struktur kognitif siswa. Dapat dikembangkan oleg guru melalui,
1) Mengingatkan
siswa tentang gambaran menyeluruh gagasan/ide.
2) Menanyakan
ringkasan dari atribut materi pelajaran yang baru
3) Mengulangi
defenisi secara tepat
4) Menanyakan
perbedaan aspek-aspek yang terdapat dalam materi
5) Menanyakan bagaimana materi pelajaran mendukung konsep atau preposisi yang baru digunakan.
b. Meningkatkan
kegiatan belajar (belajar menerima), dapat dilakukan dengan cara:
1) Siswa
menggambarkan materi baru dengan menghubungkannya melalui salah satu aspek
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
2) Siswa memberi
contoh-contoh terhadap konsep yang berhubungan dengan materi.
3) Siswa
menceritakan kembali dengan menggunakan kerangka referensi yang dimiliki.
4) Siswa
menghubungkan materi dengan pengalaman atau pengetahuan yang dimilikinya.
c. Meningkatkan model
kritis tentang bahasan pokok.
Dilakukan dengan menanyakan kepada
siswa tentang asumsi atau pendapatnya yang berhubungan dengan materi pelajaran.
Guru memberikan pertibangan dan tentangan tehadap pendapat tersebut dan
meyatukan kontradiksi apabila
terjadi silang pendapat.
d. Mengklarifikasikan
Guru dapat melakukan klarifikasi
dengan cara memeri tambahan informasi baru ata mengaplikasikan gagasan ke dalam
situasi baru atau contoh lain.
Kelebihan dan Kekurangan Model Advance
organizer
Menurut Nur Muhammad (2004;68) terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dan
kelebihan, antara lain:
a. Kelebihan model advance
organizer dalam pengajaran:
1)
Siswa
dapat berinteraksi dengan memecahkam masalah untuk
menemukan
konsep-konsep yang dikembangkan.
2)
Dapat membangkitkan
perolehan materi
akademik dan ketrampilan social siswa.
3)
Dapat mendorong siswa untuk mengetahui jawaban pertanyaan yang diberikan (siswa semakin aktif).
4)
Dapat melatih siswa meningkatkan ketrampilan siswa melalui diskusi kelompok.
5)
Meningkatkan ketrampilan berfikir
siswa baik secara individu maupun
kelompok.
6)
Menambah kompetensi
siswa dalam kelas
b.
Kekurangan
model advance organizer dalam proses pengajaran
1)
Dibutuhkan kontrol
yang intensif dari guru, sehingga bila siswa terlalu
banyak, proses pembelajaran kurang efektif.
2)
Harus ada kerjasama aktif antara guru dan peserta didik.
Berdasarkan
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapatkelebihan dan kelemahan model
pembelajaran advance
organizer.
kalau bisa di lengkapi dengan daftar pustakanya
BalasHapus