Jumat, 11 September 2015

Model Pembelajaran Advance organizer


Advance organizer adalah konsep yang dikembangkan dan sistematis dipelajari oleh David Ausubel pada tahun 1960. Ausubel adalah pelopor aliran kognitif, dia  mengemukakan teori  belajar  bermakna  (meaningful learning). Belajar bermakna adalah proses mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang relevan dan terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Dia sangat dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Jean Piaget. Ausubel telah bekerja secara konsisten untuk membuktikan bahwa advance organizer  memfasilitasi  pembelajaran  dan  banyak  penelitiannya  telah mempengaruhi orang lain sejak 1960-an.
Advance organizer yang dikembangkan oleh Ausubel merupakan penerapan konsepsi tentang struktur kognitif di dalam merancang pembelajaran. Penggunaan advance organizer sebagai kerangka isi akan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memperoleh informasi baru, karena merupakan kerangka dalam bentuk abstraksi atau ringkasan konsep-konsep dasar tentang apa yang dipelajari, dan hubungannya dengan materi yang telah ada dalam struktur kognitif peserta didik. Jika ditata dengan baik, advance organizer akan memudahkan peserta didik mempelajari materi pelajaran yang baru, sehingga akan lebih bermakna. Hal ini dipertegas pendapat Abdul Aziz Wahab (2012:70) menyatakan, “model pembelajaran advance organizer adalah memproses informasi yang didesain untuk mengajarkan kumpulan isi (body content) yang saling berhubungan”. Pada prinsipnya model advance organizer adalah model pembelajaran dimana siswa dapat menyerap, mencerna dan mengingat bahan pelajaran dengan baik.

Menurut Huda Miftahul (2013:107) “Model advance organizer dirancang untuk memperkuat struktur kognitif siswa dan pengetahuan mereka tentang pelajaran tertentu dan bagaimana mengelola, memperjelas, memperhatikan dan memelihara. pengetahuan tersebut dengan baik”. Hal senada juga diungkapkan Joyce Broce, dkk, (2009:288) bahwa
pembelajaran advance organizer dirancang untuk memperkuat struktur kognitif siswa dan pengetahuan mereka tentang pelajaran tertentu dan bagaimana mengelola, memperjelas, memperhatikan dan memelihara pengetahuan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dengan kata lain struktur kognitif harus sesuai dengan jenis pengetahuan apa yang ada dalam pikiran kita, seberapa banyak pengetahuan tersebut dan bagaimana pengetahuan ini dikelola.

Nur Muhammad (2004:50) Model pembelajaran Advance organizer adalah suatu Model Kontruktivis didasarkan pada prinsip mengorientasikan siswa kepada materi sebelum dibaca atau presentasi kelas, yang digunakan untuk memperbaiki kinerja siswa yang memiliki pemahaman rendah”.
Berdasarkan beberapa pendapat di simpulkan bahwa model pembelajaran advance organizer adalah suatu pembelajaran kontruktivis yang didasarkan pada prinsip mengorientasikan siswa kepada materi sebelum dibaca atau presentasi kelas, yang digunakan untuk memperbaiki, mengelola, memperjelas, memperhatikan dan memelihara pengetahuan.

Bentuk-Bentuk Model Pembelajaran Advance organizer
Bentuk-bentuk model pembelajaran advance organizer menurut Huda Miftahul (2013:107) yaitu:
a.       Ekspository Advance organizer
Dirancang jika akan menjelaskan suatu gagasan umum yang memiliki beberapa bagian yang saling berhubungan. Bentuk ini bertujuan untuk membantu memperluas pemahaman konsep bagi siswa. Contoh: jika kita ingin menjelaskan tentang nilai suatu data yang ditampilkan pada tabel dan diagram, terlebih dahulu dijelaskan tentang cara membaca data dalam bentuk table, diagram batang, diagram garis, diagram lingkaran, dan ogive.
      b.   Comparatif Advance organizer
Dirancang untuk mengintegrasikan konsep baru dengan konsep lama yang telah siswa miliki dalam struktur kognitifnya. Bentuk ini bertujuan mempertajam dan memperluas pemahaman konsep. Contoh:  cara membaca data dalam bentuk tabel, diagram batang, diagram garis, diagram lingkaran, dan ogive dengan, untuk itu jika kita ingin menjelaskan tentang nilai suatu data yang ditampilkan pada tabel dan diagram, melalui pemahaman terhadap perbandingan antara tentang nilai suatu data yang ditampilkan pada tabel dan diagram (konsep lama) dengan cara membaca data dalam bentuk tabel, diagram batang, diagram garis, diagram lingkaran, dan ogive (konsep baru) maka siswa akan mengintegrasikan konsep baru tersebut.

Tujuan model pembelajaran Advance organizer:
a.   Memperkuat struktur kognitif siswa
b.   Menambah daya ingat (retensi) siswa terhadap informasi yang bersifat baru.
c.   Memperkuat proses asimilasi informasi dan ide secara bermakna pada siswa
mengkonstruksi berfikir akurat siswa.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Advance Organizer
Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran advance organizer menurut Huda Miftahul (2013:110) terdiri dari tiga fase yang saling berkaitan yaitu:
  1. Penyajian advance organizer
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam fase ini adalah sebagai berikut,
a. Mengklarifikasikan tujuan pengajaran
Dalam hal ini dimaksudkan untuk membangun perhatian peserta didik dan menuntun mereka pada tujuan pembelajaran dimana keduanya merupakan hal penting untuk membantu terciptanya belajar bermakna.
b. Menyajikan organizer
Dalam menyajikan organizer (kerangka konsep) terdapat beberapa hal yang penting yang harus dilakukan yaitu:
1. Mengidentifikasi atribut
2. Memberi contoh-contoh
3. Menyediakan mengatur suasana konsep
4. Mengulang
Penyajian kerangka konsep yang umum dan menyeluruh untuk kemudian dilanjutkan dengan penyajian informasi yang lebih spesifik. Ganbaran konsep/proposisi yang utama harus dikemukakan secara jelas dan hati-hati sehingga siswa mau melakukan eksplorasi baik berupa tanggapan maupun mengajukan contoh-contoh.
c. Memancing dan mendorong pengetahuan dan pengalaman dari siswa
Pada bagian ini peran aktif siswa tampak dalam bentuk memberikan respon terhadap presentasi organisasi yang diberikan guru.
  1. Penyajian bahan pelajaran
Sebelum menyajikan bahan pelajaran ada beberapa hal yang perlu dilakukan:
- Membuat organisasi secara tegas.
- Membuat urutan bahan pelajaran secara logis dan eksplisit
- Memelihara suasana agar penuh perhatian
- Menyajikan bahan.
Fase kedua ini dapat dikembangkan dalam bentuk diskusi, ekspositori, atau siswa memperhatkan gambar-gambar, melakukan percobaan atau membaca teks, yang masing-masing diarahkan pada tujuan pengajaran, pengembangan system hirarki dalam PBM dapat dilaksanakan dengan cara:
a. Diferensiasi progesif
Suatu proses mengarahkan masalah pokok menjadi bagian-bagian yang lebh rinci dan khusus. Guru dalam mengajarkan konsep-konsep ari yang paling ingklusif kemudian konsep yang kurang ingklusif setelah itu baru yang khusus seperti contoh-contoh.
b. Rekonsiliasi integrative
Pengetahuan baru yang harus dihubungkan dengan isi materi pelajaran sebelumnya. Penyusunan ini berguna untuk mengatasi ketidaktauan mengurangi pertentangan kognitif.
  1. Penguatan Organisasi Kognitif
Tujuan fase ketiga ini mengaitkan materi belajar yang baru dengan struktur kognitif siswa. Ausubel mengidentifikasikan menjadi empat aktifitas, yaitu:
Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi intergratif.
a.       Aktivitas ini mempertemukan materi belajar yang baru dengan struktur kognitif siswa. Dapat dikembangkan oleg guru melalui,
1)      Mengingatkan siswa tentang gambaran menyeluruh gagasan/ide.
2)      Menanyakan ringkasan dari atribut materi pelajaran yang baru
3)      Mengulangi defenisi secara tepat
4)      Menanyakan perbedaan aspek-aspek yang terdapat dalam materi
5)       Menanyakan bagaimana materi pelajaran mendukung konsep atau preposisi yang baru digunakan.
b.      Meningkatkan kegiatan belajar (belajar menerima), dapat dilakukan dengan cara:
1)   Siswa menggambarkan materi baru dengan menghubungkannya melalui salah satu aspek pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
2)   Siswa memberi contoh-contoh terhadap konsep yang berhubungan dengan materi.
3)   Siswa menceritakan kembali dengan menggunakan kerangka referensi yang dimiliki.
4)   Siswa menghubungkan materi dengan pengalaman atau pengetahuan yang dimilikinya.
c.       Meningkatkan model kritis tentang bahasan pokok.
Dilakukan dengan menanyakan kepada siswa tentang asumsi atau pendapatnya yang berhubungan dengan materi pelajaran. Guru memberikan pertibangan dan tentangan tehadap pendapat tersebut dan meyatukan kontradiksi apabila terjadi silang pendapat.
d.      Mengklarifikasikan
Guru dapat melakukan klarifikasi dengan cara memeri tambahan informasi baru ata mengaplikasikan gagasan ke dalam situasi baru atau contoh lain.

Kelebihan dan Kekurangan Model Advance organizer
Menurut Nur Muhammad (2004;68) terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dan kelebihan, antara lain:
a.  Kelebihan model advance organizer dalam pengajaran:
1)      Siswa dapat berinteraksi dengan memecahkam masalah untuk menemukan konsep-konsep yang dikembangkan.
2)      Dapat  membangkitkan  perolehan  materi  akademik  dan  ketrampilan social siswa.
3)      Dapat mendorong siswa untuk mengetahui jawaban pertanyaan yang diberikan (siswa semakin aktif).
4)      Dapat melatih siswa meningkatkan ketrampilan siswa melalui diskusi kelompok.
5)      Meningkatkan ketrampilan berfikir siswa baik secara individu maupun kelompok.
6)      Menambah kompetensi siswa dalam kelas

b.        Kekurangan model advance organizer dalam proses pengajaran
1)   Dibutuhkan kontrol yang intensif dari guru, sehingga bila siswa terlalu banyak, proses pembelajaran kurang efektif.
2)   Harus ada  kerjasama  aktif  antara  guru  dan peserta didik.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapatkelebihan dan kelemahan model pembelajaran advance organizer.

1 komentar: