Manusia Menurut Kajian Islam
Pengertian manusia Manusia adalah makhluk paling sempurna
yang pernah diciptakan oleh Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia
merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka
dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah. Membicarakan
tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat bergantung metodologi
yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari. Para penganut teori
psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (makhluk berkeinginan).
Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki prilaku interaksi
antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego).
Di dalam diri manusia tedapat unsur animal (hewani),
rasional (akali), dan moral (nilai). Para penganut teori behaviorisme menyebut
manusia sebagai homo mehanibcus (manusia mesin). Behavior lahir sebagai reaksi
terhadap introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan
laporan subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam bawa
sadar yang tidak nampak). Behavior yang menganalisis prilaku yang Nampak saja.
Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses
pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek.
Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo
sapiens (manusia berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi
sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungannya, makhluk yang
selalu berfikir. Penganut teori kognitif mengecam pendapat yang cenderung
menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa.
Padahal berpikir, memutuskan, menyatakan, memahami, dan sebagainya adalah fakta
kehidupan manusia.
Dalam Al-Quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang
berbeda dengan makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu
kata basyar, insan dan al-nas. Kata basyar dalam
al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi : innama anaa basyarun
mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu). Kata basyar
selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat,
atau lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum
(al-mu’minuum : 33). Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali,
diantaranya (al-alaq : 5), yaitu allamal insaana maa lam ya’ (dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya).
Konsep Islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau
spiritual manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dan memikul
amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming) dan terus
bergerak maju ke arah kesempurnaan. Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali,
seperti al-zumar : 27 walakad dlarabna linnaasi fii haadzal quraani min kulli
matsal (sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-quran ini setiap
macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk
sosial atau secara kolektif. Dengan
demikian al-quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan
sosial.
Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social
yang tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.
Sebenarnya
maniusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu:
a. Jasmani.
Terdiri
dari air, kapur, angin, api dan tanah.
b. Ruh
Terbuat
dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja.
c. Jiwa (an nafsun/rasa dan perasaan).
Manusia
memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat
dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di kelompokkan pada
dua hal yaitu potensi fisik dan potensi rohania. Ibnu sina yang terkenal dengan
filsafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk social dan sekaligus
makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk social untuk menyempurnakan jiwa manusia
demi kebaikan hidupnya, karena manusia tidak hidup dengan baik tanpa ada orang
lain. Dengan kata lain manusia baru bisa mencapai kepuasan dan memenuhi segala
kepuasannya bila hidup berkumpul bersama manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar