Selasa, 01 Oktober 2019

Baha Bacaan Kelas XII Sejarah Peminatan

Konferensi Asia Afrika (KAA) 

Konferensi Asia–Afrika (KAA) adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya. Negara pelopor KAA: Ali Sastroamidjojo dari Indonesia Mohammad Ali Jinnah dari Pakistan Jawaharlal Nehru dai India John Kotelawala dari Sri Lanka U Nu dari Myanmar Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada saat itu mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka pandang sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengkonsultasikan dengan mereka tentang keputusan-keputusan yang memengaruhi Asia pada masa 
Perang Dingin; kekhawatiran mereka mengenai ketegangan antara Republik Rakyat Tiongkok dan Amerika Serikat; keinginan mereka untuk membentangkan fondasi bagi hubungan yang damai antara Tiongkok dengan mereka dan pihak Barat; penentangan mereka terhadap kolonialisme, khususnya pengaruh Perancis di Afrika Utara dan kekuasaan kolonial perancis di Aljazair; dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan hak mereka dalam pertentangan dengan Belanda mengenai Irian Barat. 
Tujuan KAA Tujuan utama adalah menciptakan perdamaian dan ketenteramkan hidup bangsa bangsa-bangsa yang ada di kawasan asia afrika. Tujuan lainnya: Memajukan kerja sama antar bangsa Asia Afrika untuk mengembangkan kepentingan bersama,persahabatan,dan hubungan bertetangga yang baik. Mempertimbangkan masalah-masalah sosial ,ekonomi,dan kebudayaan negara-negara anggota. Mempertimbangkan masalah-masalah khusus bangsa-bangsa di Asia Afrika,seperti kedaulatan nasional,rasialisme dan kolonialisme. Meninjau kedudukan Asia Afrika serta rakyatnya di dunia ini ,serta sumbangan bagi perdamaian dan kerja sama di dunia. Sepuluh poin hasil pertemuan ini kemudian tertuang dalam apa yang disebut Dasasila Bandung, yang berisi tentang “pernyataan mengenai dukungan bagi kerusuhan dan kerjasama dunia”. Konferensi ini akhirnya membawa kepada terbentuknya Gerakan Non-Blok pada 1961

Tidak ada komentar:

Posting Komentar