Senin, 10 Agustus 2020

Materi Sejarah Peminatan Kelas X IPS

Kronologi Sejarah

Kronologi sejarah  berkaitan  dengan  periodesasi  sejarah. Kronologi sejarah diperlukan karena  dalam peristiwa-peristiwa sejarah terdiri  berbagai jenis  dan  bentuk  yang berbeda.  Setiap peristiwa perlu  diklasifikasi  berdasarkan jenis  dan  bentuk peristiwanya.  Persitiwa-peristiwa yang telah diklasifikasikan itu lalu  disusun   secara  runut   berdasarkan  waktu  kejadian berlangsung. Secara runut di sini berarti masing-masing peristiwa tersebut  disusun  dari masa yang paling  awal hingga masa yang paling akhir. Tanpa konsep kronologi ini, penyusunan peristiwa sejarah akan mengalami  kerancuan  dan dikhawatirkan bahwa peristiwa yang terjadi pada suatu masa akan masuk ke dalam masa atau  zaman  yang lain.  Kronologi  berarti  sesuai dengan  urutan waktu. Peristiwa  sejarah akan selalu berlangsung  sesuai dengan urutan waktu sehingga  peristiwa-peristiwa sejarah tidak  terjadi secara melompat-lompat urutan waktunya, atau bahkan berbalik urutan  waktunya  (anakronis).  Oleh  karena  itulah,  dalam mempelajari sejarah agar kita mendapatkan pemahaman yang baik harus   memperhatikan  urutan-urutan  kejadiannya   atau kronologinya. Pemahaman sejarah yang bersifat anakronis akan menimbulkan kerancuan  bahkan  akan  membuat  pemahaman yang keliru  tentang  sejarah. Peristiwa-peristiwa  sejarah yang diceritakan dan disusun  berdasarkan urutan  kejadian  tanpa memberi  penjelasan  tentang  hubungan sebab akibat  antara peristiwa tersebut  disebut kronik.

 

Contoh Kronologi Sejarah

 

Hari-hari Terakhir Kekuasaan Presiden Soeharto

 

12 Mei       Tragedi Trisakti, 4 Mahasiswa Trisakti terbunuh.

13 Mei      Kerusuhan Mei 1998 pecah di Jakarta. Kerusuhan juga terjadi di  kota Solo. Soeharto yang sedang menghadiri pertemuan  negara-negara berkembang G-15 di Kairo, Mesir,  memutuskan  untuk  kembali  ke  Indonesia. Sebelumnya, dalam  pertemuan  tatap muka dengan masyarakat Indonesia di Kairo, Soeharto menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden. Etnis Tionghoa mulai eksodus meninggalkan Indonesia.

14 Mei       Demonstrasi terus bertambah besar hampir di seluruh kota- kota di Indonesia, demonstran mengepung dan menduduki gedung-gedung DPRD di daerah.

18 Mei       Ketua MPR yang juga ketua Partai Golkar, Har m o k o, meminta  Soeharto untuk turun dari jabatannya sebagai presiden.


19 Mei       Soeharto berbicara di TV, menyatakan dia tidak akan turun dari  jabatannya, tetapi menjanjikan pemilu baru akan dilaksanakan secepatnya. Beberapa tokoh Muslim, termasuk Nu r c h o l i s Mad j i d dan  A b d u r r ah m an Wah i d , bertemu dengan Soeharto.

20 Mei       Harmoko mengatakan Soeharto sebaiknya mengundurkan diri pada Jumat 22 Mei, atau DPR/MPR akan terpaksa memilih presiden baru. Sebelas menteri kabinet mengundurkan diri, termasuk Gi n an d j ar K ar t as as m i t a, milyuner kayu B o b Hasan, dan Gubernur Bank Indonesia Syahril Sabirin.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar