Kritik Internal
Kritik internal merupakan kebalikan dari kritik eksternal dengan menekankan
aspek dalam yaitu isi dari sumber, yaitu kesaksian (testimony)
(Sjamsuddin, 2007, hal. 143). Setelah fakta kesaksian ditegakkan melalu kritik
eksternal, tiba giliran sejarawan untuk mengadakan evaluasi terhadap kesaksian
tersebut apakah reliable atau tidak. Hal yang perlu diperhatikan dari
kritik internal adalah:
Gambar Saksi Sejarah Perjuangan Front Bandung
Timur R.J. Rusady W.
a. Arti sebenarnya dari kesaksian
Sejarawan harus menetapkan arti sebenarnya dari perkataan yang dikemukakan
oleh saksi apakah diartikan harfiah atau sesungguhnya (real) . Arti
harfiah adalah pengertian gramatikal yang berarti menurut huruf yang tertulis.
Sementara arti yang sesungguhnya adalah arti yang tersirat dari balik huruf
yang ditulis. Mungkin dalam sebuah tulisan sejarah sumber tersebut menggunakan
kalimat metafora sehingga peneliti harus tahu arti yang sesungguhnya.
b. Kredibilitas kesaksian.
Kredibilitas (keterpercayaan) seorang saksi harus memperhatikan bagaimana
kemampuan saksi untuk mengamati, bagaimana kesempatannya untuk mengamati teruji
dengan benar atau tepat, bagaimana jaminan bagi kejujurannya, bagaimana
kesaksiannya itu dibandingkan dengan saksi-saksi yang lain. Dalam membandingkan
satu sumber dengan sumber-sumber lain untuk kredibilitas, terdapat tiga
kemungkinan yaitu sumber-sumber lain dapat cocok dengan sumber yang
dibandingkan, berbeda dengan sumber atau malah tidak menyebutkan apa-apa
(Sjamsuddin, 2007, hal. 151-152)
c. Sumber-sumber yang sesuai (concurring sources)
Sumber dikatakan kredibel apabila sumber yang lain sesuai dengan
kesaksiannya baik secara independen maupun dependen. Penyesuaian kesaksian dari
saksi independen dan dapat dipercaya yang dapat menegakkan kredibilitas suatu
sumber tertentu.
d. Sumber-sumber yang berbeda (disseting sources).
Perbedaan kesaksian sumber lain terhadap satu sumber tidak begitu saja
dapat membatalkan kesaksian dari sumber yang dibicarakan. Tetapi tergantung
dari tingkat perbedaannya. Pada beberapa kondisi tertentu perbedaan sudah dapat
diperkirakan namun kembali kepada kecerdasan peneliti dalam menghadapi
perbedaan tersebut dan komplikasi-komplikasi yang muncul akibat perbedaan
sehingga dapat ditemukan juga benang merahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar