Selasa, 30 Juli 2019

Respon Dunia Internasional terhadap Kemerdekaan Indonesia


Pengakuan kemerdekaan Indonesia dari Mesir, India, dan Australia
1)      Mesir
Pada Tahun 1945 di Bulan Agustus Tanggal 17 terdapat Sebuah Negara yang terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia serta Samudera Hindia dan Samudera Pasifik yang mayoritas penduduknya memeluk agama islam telah memproklamasikan kemerdekaan bangsanya. Sebuah Negara baru muncul setelah dijajah oleh 2 negara yaitu Jepang dan Belanda. Dengan munculnya Negara baru bernama Indonesia, Di Mesir sebuah Organisasi Islam, Al- Ikhwan Al-Muslimun yang dipimpin Syaikh Hasan Al- Banna telah memperlihatkan respon positif terhadap kemerdekaan Indonesia. Ia menggalang opini umum lewat pemberitaan media yang memberikan kesempatan luas kepada para Mahasiswa Indonesia yang berada di Mesir untuk menulis tentang kemerdekaan Indonesia untuk disebarluaskan baik melalui Koran lokal ataupun acara tabligh akbar.
Hal lain juga dilakukan oleh para pemuda Mesir dengan berdemo di Kedutaan Belanda di Kairo. Mereka tidak hanya menggunakan slogan atau spanduk tetapi juga melakukan pelemparan batu, aksi pembakaran, dan teriakan permusuhan terhadap Belanda. Hal ini membuat Kedutaan Belanda di Kairo ketakutan. Mereka langsung mencopoti lambang Negara Belanda dan menurunkan Bendera Belanda yang berkibar di puncak gedung. Hal itu dilakukan agar tidak mudah dikenali oleh para demonstran.
Reaksi kuat yang ditunjukkan Mesir atas kemerdekaan Indonesia itulah yang membuat Mesir pada 22 Maret 1946 mengakui kedaulatan pemerintah Indonesia. Dengan demikian Mesir menjadi satu-satunya Negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Pengakuan Mesir terhadap Indonesia tidak serta merta didapatkan dengan cara yang mudah, tetapi melewati proses yang cukup panjang dan heroik. Begitu mendapatkan informasi bahwa Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan ke seluruh dunia, Mesir langsung mengirimkan Konsul Jenderalnya bernama Abdul Mun’im ke Yogyakarta yang dulunya menjadi ibu kota Indonesia.
Setelah Mesir mengirimkan Konsul Jenderal mereka ke Indonesia, Pengakuan Mesir terhadap Indonesia diperkuat dengan ditandatanganinya Perjanjian Persahabatan antara Indonesia dengan Mesir di Kairo. Menjelang ditandatanganinya Perjanjian tersebut Duta Besar Belanda melakukan protes sebelum ditandatanganinya perjanjian tersebut. Menanggapi protes tersebut PM Mesir menjawabnya “Menyesal kami harus menolak protes Tuan, sebab Mesir selaku Negara berdaulat dan sebagai Negara yang berdasarkan Islam tidak bisa tidak mendukung perjuangan bangsa Indonesia yang beragama islam. Ini adalah tradisi bangsa Mesir dan tidak dapat diabaikan.
Selain dukungan yang diberikan Mesir terhadap Kemerdekaan Indonesia Liga Arab pun juga mendukung. Disebabkan Karena persaudaran sesama islam, Liga Arab mendukung dan mengakui kedaultan Indonesia. Pemerintah Indonesia dalam hal ini Ir. Soekarno langsung mengirimkan delegasi Indonesia ke Mesir pada tanggal 7 April 1946 sebagai rasa terimakasih Pemerintah Indonesia terhadap Pemerintah Mesir. Pengiriman Delegasi Indonesia pada tanggal tersebut menjadikan delegasi pertama yang dilakukan pemerintah RI ke luar negeri setelah merdeka.

2.    India
Bangsa India dan bangsa Indonesia sama-sama pernah dijajah oleh bangsa asing. India dijajah oleh Inggris dan Indonesia dijajah oleh Belanda Inggris dan Jepang. Sebagai bangsa yang sama-sama menentang penjajahan, terjalin rasa yang sama, senasib, dan sependeritaan. Oleh karena itu ketika pemerintah dan rakyat India mengalami bahaya kelaparan pemerintah Indonesia menawarkan bantuan berupa padi 500.000 ton. Peristiwa tersebut terkenal dengan india rice. India rice selain untuk memberikan bantuan kepada India yang sedang dilanda kelaparan, juga merupakan cara dari pemerintah untuk mendapatkan dukungan dari negara lain.
Perjanjian bantuan Indonesia kepada India ditandatangani oleh Perdana Menteri Sjahrir dan K.L. Punjabi, wakil pemerintah India (18 Mei 1946) Kesepakatan ini sebenarnya ialah barter antara Indonesia dengan India. Hal ini terbukti dari dikirimkannya obat-obatan ke Indonesia oleh India untuk membalas bantuan Indonesia. Hal ini juga dimaksudkan untuk menembus blokade yang dilakukan Belanda terhadap Indonesia.
Penyerahan padi ini dilakukan pada tanggal 20 Agustus 1946 d Probolinggo Jawa Timur, yang kemudian diangkut ke India dengan kapal laut yang disediakan oleh pemerintah India sendiri. Diplomasi beras in sebenarnya ditentang oleh Belanda, karena gaung yang ditimbulkan menyebabkan Indonesia semakin mendapat simpati dari negara lain.
Ketika Jenderal Spoor melakukan Agresi Belanda ke-II tanggal 19 Desember 1948, India merupakan salah satu negara yang mengkutuk tindakan Belanda tersebut. Reaksi keras itu diwujudkan dalam penyelenggaraan Konferensi Asia di New Delhi atas prakarsa Perdana Menteri India, Pandit Jawaharlal Nehru dan Perdana Menteri Birma U Aung San. Konferensi ini dihadiri oleh negara-negara asia, seperti: Pakistan, Afganistan, Sri Lanka,Nepal, Libanon, Siria, dan Irak. Delegasi Afrika berasal dari Mesir dan Ethiopia. Konferensi ini juga dihadiri utusan dari Australia, sedang Indonesia dalam ini diwakili oleh Dr. Sudarsono.
Konferensi Asia di New Delhi ini dilaksanakan selama empat hari, mulai dari tanggal 20 sampai dengan tanggal 25 Januari 1949. Resolusi yang dihasilkan mengenai masalah Indonesia adalah sebagai berikut:
1.      Pengembalian pemerintah Republik Indonesia ke  Yogyakarta
2.      Pembentukan Pemerintah ad interim yang mempunyai kemerdekaan dalam politik luar negeri, sebelum tanggal 15 Maret 1949
3.        Penarikan tentara Belanda dari seluruh Indonesia
4.        Penyerahan kedaulatan kepada pemerintah Indonesia Serikat paling lambat 1 Januari 1950

3. Australia
Wilayah Hindia Belanda, yang dikenal warga Australia saat itu dengan sebutan Netherlands East Indies memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Australia barulah mengenal sebutan Negara Indonesia dan segera menyusun langkah-langkah baru untuk mengakui kedaulatan negara tetangga terdekatnya. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno-Hatta langsung menarik perhatian dunia. Peristiwa tersebut menjadi bentuk pernyataan perlawanan untuk merdeka yang pertama kalinya dari negara jajahan.
Australia, yang saat itu bersekutu dengan Belanda, terpaksa membuat kebijakan baru soal hubungannya dengan Indonesia. Terlebih sebelumnya Australia hanya mengutamakan hubungan politik dan ekonomi dengan Inggris. Sejarah mencatat Belanda telah berulang kali mencoba melakukan agresi militer untuk merebut kembali kekuasaannya di Indonesia. Beberapa tokoh nasionalis Indonesia, termasuk yang sedang berada di Australia, mencoba melobi pemerintah Australia.
Sementara di pihak Australia, untuk menunjukkan solidaritasnya, sekitar 4.000 pekerja kelautan bekerjasama dengan pelaut Indonesia melancarkan aksi pemogokan dengan menolak melakukan bongkar muat kapal-kapal Belanda yang membawa persenjataan milik Belanda. Di tahun 1945, Sutan Sjahrir pernah memberikan pidato yang disampaikan bagi warga Australia. Sjahrir menyatakan Australia sebagai 'teman', dengan merujuk pada pengalaman kedua negara dalam perang Pasifik melawan Jepang. Ia juga mengakui kesuksesan Australia dengan membuat pasukan Jepang mundur.
Dalam pidatonya, Sjahrir juga berjanji bahwa Indonesia yang merdeka akan selalu membantu membela kedaulatan Australia. Inilah, yang menurut saksi sejarah Joe Isaac sebagai tonggak awal hubungan antara Indonesia dan Australia. PemberitaanSydneyMorningHerald tanggal 25 September 1945 Foto:NationalLibrary of Australia Professor Joe Isaac pernah menjadi asisten pribadi William Macmahon Ball, seorang dosen senior ilmu politik di Universitas of Melbourne. Pasca Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Macmahon Ball dipercaya memimpin delegasi Australia ke Indonesia. "Delegasi Australia bertemu Soekarno dan kabinetnya, khususnya [Sutan] Sjahrir, perdana menteri saat itu, menjadi awal penting dalam hubungan diplomatik kedua negara," kata Profesor Joe. Salah satu permintaan yang diajukan PM Sjahrir adalah meminta masukan soal apa yang bisa dilakukan Australia untuk bisa menyelesaikan masalah dengan pemerintah Belanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar