Selasa, 02 Februari 2021

Sejarah Peminatan Kelas XI IPS 1

 

Pembelajaran Jarak Jauh

 

Nama                           : Selamet

Mata Pelajaran            : Sejarah Peminatan

Kelas/Semester            : XI IPS/Genap

Materi                          : Respon Bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme

Assalamualaikum, Wr, Wb

Anak-anakku untuk pembelajaran Sejarah Peminatan hari ini kita lanjutkan pembahasan terkait dengan Respon Bangsa Indonesia Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme. Pada akhir pembelajaran silahkan buat kesimpulan di halaman blogger ini. Terima kasih

Kompetensi Dasar

3.7 Menganalisis respon bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme dalam bidang politik (organisasi pergerakan), ekonomi (bentuk perlawanan terhadap praktik monopoli), sosial-budaya (karya seni dan sastra), dan pendidikan (Taman Siswa, Kayu Tanam)

Tujuan Pembelajaran

3.7.1  Menjelaskan respon bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme di bidang politik

Materi Pembelajaran

Respon Bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme dan Imperialisme

Respon Bangsa Indonesia terhadap kolonialisme dan imperialisme di bidang  politik diantaranya :

1.      Munculnya Organisasi Budi Utomo

Berdirinya Budi Utomo menjadi tanda kebangkitan nasional bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya sekaligus penanda perkembangan nasionalisme Indonesia. Meskipun saat itu pendirian organisasi awalnya hanya dituukan bagi golongan berpendidikan Jawa. Hingga saat ini tanggal berdirinya, 20 Mei, diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Hal ini menjadikan sejarah Budi Utomo dari awal hingga akhir sangat menarik untuk dipelajari. Budi Utomo (Boedi Oetomo) ialah organisasi yang didirikan tanggal 20 Mei 1908 oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA. Mereka adalah Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji. Wahidin Sudirohusodo merupakan penggagas Budi Utomo dan namanya selalu dikaitkan dengan sejarah Budi Utomo ataupun sejarah  berdirinya Budi Utomo. Budi Utomo dipelopori oleh para pemuda dari STOVIA, Sekolah Guru Bandung, Sekolah Pamong Praja Magelang dan Magelang, Sekolah Peternakan dan Pertanian Bogor, dan Sekolah Sore untuk Orang Dewasa di Surabaya. Para pelajar tersebut terdiri dari Soeradji, Muhammad Saleh, Soewarno A, Goenawan

2.      Sarekat Islam (SI)

Kita kerap mendengar seruan untuk menjauhkan Islam dari gerakan politik. “Jangan gunakan Islam sebagai alat politik, begitu kira-kira seruan mereka. Mereka menginginkan Islam diisolasi di ruang “netral”. Sebetulnya ruang netral itu tidak ada. Sebab, hampir semua ruang kehidupan manusia itu terkait dengan politik. Mana bisa Islam terpisah dari persoalan kehidupan? Mana bisa Islam tutup mata dengan penderitaan umatnya? Dan memang, jika kita menengok ke masa silam, Islam tidak berjarak dengan  politik. Itu terjadi pada permulaan abad 20, bersamaan dengan kebangkitan perlawan rakyat Indonesia menentang kolonialisme, muncul gerakan politik Islam atau Islam Politik. Di awal abad ke-20, ada organisasi sosial-politik yang sangat mencolok.  Namanya: Sarekat Islam. Ini organisasi massa terbesar di zamannya. Tjokroaminoto, pimpinan SI yang kerap disebut “Raja Jawa” itu, mengklaim jumlah anggotanya mencapai 2 juta orang. Sumber resmi mengatakan, SI lahir dari perkumpulan kaum pribumi yang mengamankan Laweyan, daerah hunian saudagar batik di Solo. Pendirinya bernama Haji Samanhudi. Awalnya, organisasi itu bermuasal dari organisasi ronda bernama “Rekso Roemekso”. Pendapat ini diperkuat oleh Takashi Shiraishi dalam bukunya, Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat Di Jawa (1912-1926).  Namun, versi lain yang lebih akurat menyatakan, SI berasal dari organisasi yang sebelumnya bernama Sarekat Dagang Islamiyah (SDI). Pendirinya adalah seorang bekas murid STOVIA yang terbakar api nasionalisme Tiongkok, Tirto Adhi Soerjo, pada tahun 1909. Pendapat ini diusung oleh Pramoedya Ananata Toer dalam tetralogi bagian ketiganya, Jejak Langkah. Namun, pada tahun 1913, sebagai upaya menjegal perkembangan SDI, penguasa kolonial membuang Tirto ke Ambon. Kepengurusan SI pun berpindah ke Haji Samanhudi dan kegiatannya berpusat di Solo. Pendapat Pram itu hampir sejalan dengan pendapat Bung Hatta saat menyampaikan ceramah berjudul “Dari Budi Utomo menuju Sarekat Islam” di gedung Kebangkitan Nasional tanggal 22 Mei 1974. Menurut Bung Hatta, pendiri SDI adalah Tirto di Batavia tahun 1909. Tirto kemudian melakukan tur keliling jawa, termasuk Solo. Dengan demikian, SDI Solo yang diketuai Haji Samanhudi adalah cabang SDI-nya Tirto Adhisuryo. SDI di bawah Haji Samanhudi terus berkembang. Sayang, Haji Samanhudi tidak bisa mengendalikan organisasi yang terus berkembang. Ia juga tak kuasa melawan tekanan penguasa kolonial. Akhirnya, pada tahun 1912, kepemimpinan SI diserahkan kepada Tjokroaminoto, seorang teknisi di pabrik gula Rogojampi. Pusat kegiatan SI pun dipindahkan ke Surabaya. Namanya pun berubah menjadi Sarekat Islam (SI).

3.      Perhimpunan Indonesia

Selain rakyat yang ada di daerah kita, jiwa nasionalisme juga timbul dari luar negeri. Para mahasiswa yang sedang belajar di Belanda, pada tahun 1908, membentuk Indische Vereeniging. Pada mulanya, mereka membentuk ini atas dasar sosial.  Namun, seiring berjalannya waktu, namanya berubah menjadi Indonesia Vereeniging  pada tahun 1922. Mereka pun semakin melebarkan sayapnya dan memasuki dunia  politik. Gagasan-gagasannya disalurkan lewat majalah Hindia Putra. Sampai akhirnya, tiga tahun kemudian, mereka menjadi lebih radikal dan mengganti namanya menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Mereka pun secara tegas memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

 

Tugas:

o       Silahkan buat kesimpulan bagaimana respon bangsa Indonesia respon bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme di bidang politik.

o      Kesimpulan ditulis dihalaman blogger

 

 

25 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Annisa putri
    XI IPS 1

    Respon bangsa Indonesia atas kolonialisme dan imperialism dalam bisang politik tentunya adalah menolak dengan beragam cara (dalam bidang politik) yang salah satunya adalah membentuk sejumlah organisasi pergerakan seperti misalnya Budi Utomo, munculnya akar-akar demokrasi di berbagai wilayah daln lain sebagainya.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Kms Rafhansa D.K
    XI IPS 1

    Respon bangsa Indonesia terhadap kolonialisme dan imperialisme, tentu Indonesia menolak dengan mendirikan berbagai organisasi seperti: Budi Utomo, Sarekat Islam(SI), dan Perhimpunan Indonesia (PI)

    BalasHapus
  5. Indy Annisa
    XI IPS 1

    Respon bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme di bidang politik terjadi munculnya organisasi Budi Utomo yang menjadi tanda kebangkitan nasional bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya sekaligus penanda perkembangan nasionalisme Indonesia. Dan munculnya Sarekat Islam, Di awal abad ke-20, ada organisasi sosial-politik yang sangat mencolok. Namanya: Sarekat Islam. Ini organisasi massa terbesar di zamannya. Tjokroaminoto, pimpinan SI yang kerap disebut “Raja Jawa” itu, mengklaim jumlah anggotanya mencapai 2 juta orang. Sumber resmi mengatakan, SI lahir dari perkumpulan kaum pribumi yang mengamankan Laweyan, daerah hunian saudagar batik di Solo. Pendirinya bernama Haji Samanhudi. Awalnya, organisasi itu bermuasal dari organisasi ronda bernama “Rekso Roemekso”. Pendapat ini diperkuat oleh Takashi Shiraishi dalam bukunya, Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat Di Jawa (1912-1926). Dan Perhimpunan Indonesia yang pada mulanya, mereka membentuk ini atas dasar sosial. Namun, seiring berjalannya waktu, namanya berubah menjadi Indonesia Vereeniging pada tahun 1922. Mereka pun semakin melebarkan sayapnya dan memasuki dunia politik. Gagasan-gagasannya disalurkan lewat majalah Hindia Putra. Tiga tahun kemudian, mereka menjadi lebih radikal dan mengganti namanya menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).

    BalasHapus
  6. Thanita azilla
    XI IPS 1

    Respon bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme di bidang politik terjadi munculnya organisasi Budi Utomo yang menjadi tanda kebangkitan nasional bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya sekaligus penanda perkembangan nasionalisme Indonesia. Dan munculnya Sarekat Islam, Di awal abad ke-20, ada organisasi sosial-politik yang sangat mencolok. Namanya: Sarekat Islam. Ini organisasi massa terbesar di zamannya. Tjokroaminoto, pimpinan SI yang kerap disebut “Raja Jawa” itu, mengklaim jumlah anggotanya mencapai 2 juta orang. Sumber resmi mengatakan, SI lahir dari perkumpulan kaum pribumi yang mengamankan Laweyan, daerah hunian saudagar batik di Solo. Pendirinya bernama Haji Samanhudi. Awalnya, organisasi itu bermuasal dari organisasi ronda bernama “Rekso Roemekso”.

    BalasHapus
  7. A. Vahry Lilam Putra
    XI IPS 1

    Kesimpulan Materi :

    Bangsa indonesia merespon dengan cara menolak dengan keras dan membentuk Budi Utomo, SI, Perhimpunan Indonesia

    BalasHapus
  8. Ramadhan agyat wigunawan
    XI IPS 1

    Kesimpulan
    Respon bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme dalam bidang politik sangat terang terangan menolak dengan cara membangun beberapa organisasi contoh seperti Budi Utomo , SI , perhimpunan Indonesia

    BalasHapus
  9. Dassy Chaisar p
    XI IPS 1


    Respon bangsa Indonesia terhadap kolonialisme dan imperialisme, tentu Indonesia menolak dengan mendirikan berbagai organisasi seperti: Budi Utomo, Sarekat Islam(SI),dan Perhimpunan Indonesia(PI)

    BalasHapus
  10. M. Dipoditiro P.
    XI IPS 1

    Kesimpulan bagaimana respon bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme di bidang politik. Sejumlah organisasi dibentuk berdasarkan semangat juang. Sarekat Islam mengemukakan bahwa Islam tidak akan diam melihat penderitaan umatnya. Budi Utomo dipelopori jiwa nasionalisme para pemuda dari sekolah sekolah di pulau jawa. Intinya, imperialisme dan kolonialisme di Nusantara dilawan oleh para banyak golongan rakyat dengan jalan yang berbeda beda.

    BalasHapus
  11. Farhan pasha
    XI IPS1

    Kesimpulan materi:

    Respon bangsa Indonesia terhadap kolonialisme dan imperialisme,tentu Indonesia menolak dengan mendirikan berbagai organisasi seperti:Budi Utomo,Sarekat Islam(SI),dan Perhimpunan Indonesia(PI)

    BalasHapus
  12. Rahmad ramadhan
    XI IPS 1
    Respon bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme di bidang politik terjadi munculnya organisasi Budi Utomo yang menjadi tanda kebangkitan nasional bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya sekaligus penanda perkembangan nasionalisme Indonesia. Dan munculnya Sarekat Islam, Di awal abad ke-20, ada organisasi sosial-politik yang sangat mencolok. Namanya: Sarekat Islam. Ini organisasi massa terbesar di zamannya. Tjokroaminoto, pimpinan SI yang kerap disebut “Raja Jawa” itu, mengklaim jumlah anggotanya mencapai 2 juta orang. Sumber resmi mengatakan, SI lahir dari perkumpulan kaum pribumi yang mengamankan Laweyan, daerah hunian saudagar batik di Solo. Pendirinya bernama Haji Samanhudi

    BalasHapus
  13. Tomi Juliyus
    XI IPS 1

    Kesimpulan yaitu

    Respon bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme di bidang politik terjadi munculnya organisasi Budi Utomo yang menjadi tanda kebangkitan nasional bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya sekaligus penanda perkembangan nasionalisme Indonesia. Dan munculnya Sarekat Islam, Di awal abad ke-20, ada organisasi sosial-politik yang sangat mencolok. Namanya: Sarekat Islam. Ini organisasi massa terbesar di zamannya. Tjokroaminoto, pimpinan SI yang kerap disebut “Raja Jawa” itu, mengklaim jumlah anggotanya mencapai 2 juta orang. Sumber resmi mengatakan, SI lahir dari perkumpulan kaum pribumi yang mengamankan Laweyan, daerah hunian saudagar batik di Solo. Pendirinya bernama Haji Samanhudi. Awalnya, organisasi itu bermuasal dari organisasi ronda bernama “Rekso Roemekso”.

    BalasHapus
  14. Muhammad Ichsan Dzikry
    XI IPS1

    Kesimpulan materi:

    Respon bangsa Indonesia terhadap kolonialisme dan imperialisme,tentu Indonesia menolak dengan mendirikan berbagai organisasi seperti:Budi Utomo,Sarekat Islam(SI),dan Perhimpunan Indonesia(PI)

    BalasHapus
  15. Ilham abdillah
    Xl IPS 1

    Respon bangsa Indonesia terhadap kolonialisme dan imperialisme, tentu Indonesia menolak dengan mendirikan berbagai organisasi seperti: Budi Utomo, Sarekat Islam(SI),dan Perhimpunan Indonesia(PI)

    BalasHapus
  16. Nama: azizul latif
    Kelas: XI IPS 1

    Respon bangsa Indonesia terhadap kolonialisme dan imperialisme, tentu Indonesia menolak dengan mendirikan berbagai organisasi seperti: Budi Utomo, Sarekat Islam(SI), dan Perhimpunan Indonesia (PI)

    BalasHapus
  17. Eric setiawan
    Xl Ips 1

    Kesimpulan materi :

    Respon bangsa indonesia terhadap imperialisme Dan kolonialisme dalam bidang politik secara jelas menolak dengan cara membangun beberapa organisasi Contohnya BUDI UTOMO, Sarekat Islam (SI),Dan Perhimpunan Indonesia (PI).

    BalasHapus
  18. Kinaya Gita S
    XI IPS 1

    Respon bangsa indonesia terhadap terhadap imperialisme dan kolonialisme di bidang politik ditunjukkan dengan terbentuknya Boedi Oetomo, Sarekat Islam, dan Perhimpunan Indonesia. Dari terbentuknya ketiga organisasi ini tentu merupakan langkah bagus dari pergerakan indonesia menolak imperialisme dan kolonialisme di bidang politik.

    BalasHapus
  19. Suhendi
    XI ips1

    Respon bangsa Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme di bidang politik terjadi munculnya organisasi Budi Utomo yang menjadi tanda kebangkitan nasional bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya sekaligus penanda perkembangan nasionalisme Indonesia. Dan munculnya Sarekat Islam, Di awal abad ke-20, ada organisasi sosial-politik yang sangat mencolok. Namanya: Sarekat Islam. Ini organisasi massa terbesar di zamannya. Tjokroaminoto, pimpinan SI yang kerap disebut “Raja Jawa” itu, mengklaim jumlah anggotanya mencapai 2 juta orang. Sumber resmi mengatakan, SI lahir dari perkumpulan kaum pribumi yang mengamankan Laweyan, daerah hunian saudagar batik di Solo.

    BalasHapus
  20. Muhammad alayya faza
    11 ips 1

    Respon bangsa Indonesia atas kolonialisme dan imperialism dalam bisang politik tentunya adalah menolak dengan beragam cara (dalam bidang politik) yang salah satunya adalah membentuk sejumlah organisasi pergerakan seperti misalnya Budi Utomo, munculnya akar-akar demokrasi di berbagai wilayah daln lain sebagainya.

    BalasHapus
  21. Rido bantoro
    XI ips 1

    Respon bangsa Indonesia atas kolonialisme dan imperialism dalam bisang politik tentunya adalah menolak dengan beragam cara (dalam bidang politik) yang salah satunya adalah membentuk sejumlah organisasi pergerakan seperti misalnya Budi Utomo

    BalasHapus
  22. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  23. Respon bangsa Indonesia terhadap kolonialisme dan imperialisme, secara respon tentu Bangsa Indonesia menolak dengan membangun/mendirikan berbagai organisasi seperti: Budi Utomo, Sarekat Islam (SI), dan Perhimpunan Indonesia (PI)

    BalasHapus
  24. Nadia Afista
    XI IPS 1

    Kesimpulan :
    Menolak dengan beragam cara (dalam bidang politik) yang salah satunya adalah membentuk sejumlah organisasi pergerakan seperti misalnya Budi Utomo, munculnya akar-akar demokrasi di berbagai wilayah dan lain sebagainya.

    BalasHapus
  25. Nama: Aldi Diki Saputra
    Kelas : XI IPS 1
    Revisi Pak

    Menyimpulkan Respon Bangsa Indonesia Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme di Bidang Politik diantaranya yaitu :
    1. Munculnya Organisasi Budi Utomo(Boedi Oetomo) ialah organisasi yang didirikan tanggal 20 Mei 1908 oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA. Budi Utomo dipelopori oleh para pemuda dari STOVIA, Sekolah Guru Bandung, Sekolah Pamong Praja Magelang dan Magelang, Sekolah Peternakan dan Pertanian Bogor, dan Sekolah Sore untuk Orang Dewasa di Surabaya.Para pelajar tersebut terdiri dari Soeradji, Muhammad Saleh, Soewarno A, Goenawan.
    2. Sarekat Islam (SI):
    Di awal abad ke-20, ada organisasi sosial-politik yang sangat mencolok. Namanya: Sarekat Islam. Ini organisasi massa terbesar di zamannya. SI lahir dari perkumpulan kaum pribumi yang mengamankan Laweyan, daerah hunian saudagar batik di Solo, pendirinya bernama Haji Samanhudi. Berasal dari organisasi yang sebelumnya bernama Sarekat Dagang Islamiyah (SDI). Pendirinya adalah seorang bekas murid STOVIA yang terbakar api nasionalisme Tiongkok, Tirto Adhi Soerjo, pada tahun 1909. Pada tahun 1912, kepemimpinan SI diserahkan kepada Tjokroaminoto, seorang teknisi di pabrik gula Rogojampi. Pusat kegiatan SI pun dipindahkan ke Surabaya. Namanya pun berubah menjadi Sarekat Islam (SI).
    3. Perhimpunan Indonesia:
    Para mahasiswa yang sedang belajar di Belanda pada tahun 1908 membentuk Indische Vereeniging, mereka membentuk ini atas dasar sosial. Namanya berubah menjadi Indonesia Vereeniging pada tahun 1922. Mereka pun semakin melebarkan sayapnya dan memasuki dunia politik. Gagasan-gagasannya disalurkan lewat majalah Hindia Putra. Tiga tahun kemudian, mereka mengganti namanya menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Mereka pun secara tegas memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

    Dengan adanya tindakan Kolonialisme dan Imperialisme yang memunculkan banyak kesenjangan dan ketidakadilan di kehidupan berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia tentu tidak tinggal diam. Mereka mempunyai semangat untuk merebut kemerdekaan dengan melakukan berbagai cara salah satunya dengan membangun organisasi diatas.

    BalasHapus