Sejarah Peminatan Kelas XI IPS
ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL
Perhimpunan
Indonesia
Pada tahun 1908 di Belanda berdiri sebuah organisasi yang
bernama Indische Vereeniging. Pelopor pembentukan organisasi ini adalah Sutan
Kasayangan Soripada dan RM Noto Suroto. Para mahasiswa lain yang terlibat dalam
organisasi ini adalah R. Pandji Sosrokartono, Gondowinoto, Notodiningrat, Abdul
Rivai, Radjiman Wediodipuro (Wediodiningrat), dan Brentel. Tujuan dibentuknya
Indische Vereeniging adalah Indonesia merdeka, memperoleh suatu
pemerintahan Indonesia yang bertanggung jawab kepada seluruh rakyat. Kedatangan
tokoh-tokoh Indische Partij seperti Cipto Mangunkusumo dan Suwardi
Suryaningrat, sangat mempengaruhi perkembangan Indische Vereeniging. Indische
Vereeninging pada tahun 1924 berubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia (PI)
Masuk konsep “Hindia Bebas” dari Belanda, dalam pembentukan negara Hindia yang
diperintah oleh rakyatnya sendiri. Perasaan anti-kolonialisme semakin menonjol
setelah ada seruan Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson tentang kebebasan
dalam menentukan nasib sendiri pada negara-negara terjajah (The Right of Self
Determination).
Akibat
sepak terjang PI dinggap berbahaya oleh Belanda. Belanda kemudian menangkap
para pimpinan PI antara lain Mohammad Hatta, Nazir Pamuntjak, Abdul Madjid
Djojodiningrat, dan Ali Sastroamijoyo. Keempat tokoh tersebut disidangkan di
Den Haaf (1928), kemudian dibebaskan karena tidak terbukti.
Partai
Komunis Indonesia (PKI)
Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri pada
tanggal 23 Mei 1920. Berdirinya PKI tidak terlepas dari ajaran Marxis yang
dibawa oleh Sneevliet. Ia bersama teman-temannya seperti Brandsteder, H.W
Dekker, dan P. Bergsma, mendirikan Indische Social Democratische Vereeniging
(ISDV) di Semarang pada tanggal 4 Mei 1914. Tokoh-tokoh Indonesia yang
bergabung dalam ISDV antara lain Darsono, Semaun, Alimin, dan lain-lain.
PKI
terus berupaya mendapatkan pengaruh dalam masyarakat. Salah satu upaya yang
ditempuhnya adalah melakukan infiltrasi dalam tubuh Sarekat Islam. Organisasi
PKI makin kuat ketika pada bulan Februari 1923 Darsono kembali dari Moskow.
Ditambah dengan tokoh-tokoh Alimin dan Musso, maka peranan politik PKI semakin
luas.
Pada
tanggal 13 November 1926, Partai Komunis Indonesia mengadakan pemberontakan di
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pemberontakan ini sangat
sia-sia karena massa sama sekali tidak siap di samping organisasinya masih
kacau. PKI telah mengorbankan ribuan orang yang termakan hasutan untuk ikut
serta dalam pemberontakan. Dampak buruk lainnya yang menimpa para pejuang pergerakan
di tanah air adalah berupa pengekangan dan penindasan yang luar biasa dari
pemerintah Belanda sehingga sama sekali tidak punya ruang gerak. Walaupun PKI
dinyatakan sebagai partai terlarang tetapi secara ilegal mereka masih melakukan
kegiatan politiknya. Semaun, Darsono, dan Alimin meneruskan propaganda untuk
tetap memperjuangkan aksi revolusioner di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar