Model
Penemuan (Discovery)
Model
penemuan adalah cara penyajian pelajaran
yang banyak melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam rangka
penemuannya. Menurut Sudirman N, (2002:45), discovery adalah
proses mental, dan dalam proses itu individu mengasimilasi konsep dan
prinsip-prinsip.
Pembelajaran dengan penernuan (Discovery
Learning Learning) merupakan suatu komponen penting dalam pendekatan
konstruktivis yang telah memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan. Ide
pembelajaran penernuan (Discovery Learning Learning) muncul dari keinginan
untuk memberi rasa senang kepada anak/siswa dalam "menemukan" sesuatu
oleh mereka sendiri dengan mengikuti jejak para ilmuwan.
Pembelajaran penernuan dibedakan menjadi
2, yaitu pembelajaran penemuan bebas (Free
Discovery Learning) atau sering disebut open ended discovery dan
pembelajaran penemuan terbimbing (Guided
Discovery Learning) Dalam pelaksanaannya, pembelajaran penernuan terbimbing
(Guided Discovery Learning) lebih banyak diterapkan, karena dengan petunjuk
guru siswa akan bekerja lebih terarah dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Namun bimbingan guru bukanlah semacam resep yang harus diikuti tetapi
hanya merupakan arahan tentang prosedur kerja yang diperlukan.
Jerome Bruner dalam Markaban, (2006:9)
menyatakan: ”penemuan adalah suatu proses, suatu jalan/cara dalam mendekati
permasalahan bukannya suatu produk atau iten pengetahuan tertentu”. Dengan rincian
ini menurut pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk
menemukan, dimana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi
yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan.
Model penemuan terbimbing menempatkan guru
sebagai fasilitator. Guru membimbing siswa dimana ia diperlukan. Dalam model
ini, siswa didorong untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri sehingga dapat
”menemukan” prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakn guru
(PPPG, 2004:4).
Model penemuan terbimbing atau terpimpin adalah model pembelajaran penemuan yang dalam pelaksanaanya dilakukan oleh siswa berdasarkan petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk diberikan pada umumnya berbentuk pertanyaan membimbing (Ali, 2004:87).
Model penemuan terbimbing atau terpimpin adalah model pembelajaran penemuan yang dalam pelaksanaanya dilakukan oleh siswa berdasarkan petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk diberikan pada umumnya berbentuk pertanyaan membimbing (Ali, 2004:87).
Menurut Suryabrata, (2007: 1972). Model pembelajaran
ini merupakan suatu cara untuk menyampaikan ide/gagasan melalui proses
menemukan. Fungsi pengajar disini bukan untuk menyelesaikan masalah bagi
peserta didiknya, melainkan membuat peserta didik mampu menyelesaikan masalah
itu sendiri.
Seperti uraian di atas bahwa penemuan
terbimbing (Guided Discovery) merupakan salah satu dari jenis model pembelajaran
penemuan. Oleh Howe dalam Hariyono, (2001: 3) menyatakan bahwa:
"penemuan
terbimbing tidak hanya sekedar keterampilan tangan karena pengalaman, kegiatan
pembelajaran dengan model ini tidak sepenuhnya diserahkan pada siswa, namum
guru masih tetap ambil bagian sebagai pembimbing. Penemuan terbimbing merupakan
suatu Model pembelajaran yang tidak langsung (Indirect Instuction). Siswa tetap
memiliki porsi besar dalam proses penyelenggaraan kegiatan pembelajaran".
Menurut Soedjadi dalam Purwaningsari, (2001:
1) model pembelajaran penemuan
terbimbing adalah: “model pembelajaran yang sengaja dirancang dengan menggunakan
pendekatan penemuan. Para siswa diajak atau didorong untuk melakukan kegiatan
eksperimental, sedemikian sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan sesuatu
yang diharapkan”.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa model penemuan terbimbing adalah model pembelajaran yang dimana siswa
berpikir sendiri sehingga dapat ”menemukan” prinsip umum yang diinginkan dengan
bimbingan dan petunjuk dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan.
Dalam pembelajaran penemuan terbimbing
tugas guru cenderung menjadi fasilitator. Tugas ini tidaklah mudah, lebih-lebih
kalau menghadapi kelas besar atau siswa yang lambat atau sebaliknya amat
cerdas. Karena itu sebelum melaksanakan Model pembelajaran dengan penemuan ini guru perlu
benar-benar mempersiapkan diri dengan baik. Baik dalam tiap hal pemahaman
konsep-konsep yang akan diajarkan maupun memikirkan kemungkinan yang akan
terjadi di kelas sewaktu pembelajaran tersebut berjalan. Dengan kata lain guru
perlu mempersiapkan pembelajaran dengan cermat.
Langkah-langkah Pembelajaran Penemuan
Terbimbing (Guided Discovery)
Menurut Markaban (2006:16) agar
pelaksanaan model pembelajaran penemuan terbimbing ini berjalan dengan efektif,
beberapa langkah yang mesti ditempuh oleh guru adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya.
Perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir
sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.
b.
Dari data yang
diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data
tersebut. Dalam hal ini, bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk
melangkah kearah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan, atau LKS.
c.
Siswa menyusun
konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.
d.
Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat oleh siswa tersebut diatas diperiksa oleh guru.
Hal ini penting dilakukan untuk menyakinkan prakiraan siswa, sehingga akan
menuju arah yang hendak dicapai.
e.
Apabila telah
diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur, maka verbalisasi konjektur
sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunnya.
f.
Sesudah siswa
menemukan apa yang dicari hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah penemuan itu
benar. Memperhatikan langkah-langkah model pembelajaran penemuan terbimbing
diatas dapat disampaikan kelebihan dan kekurangan yang dimlikinya.
Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Penemuan
Terbimbing (Guided Discovery)
Menurut Siadari (2001: 26) keuntungan dari
pembelajaran model pembelajaran penemuan
terbimbing adalah:
- Pengetahuan ini dapat bertahan lama, mudah diingat dan mudah diterapkan pada situasi baru.
- Meningkatkan penalaran, analisis dan keterampilan siswa memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.
- Meningkatkan kreatifitas siswa untuk terus belajar dan tidak hanya menerima saja.
- Terampil dalam menemukan konsep atau memecahkan masalah.
- Kelemahan dalam penemuan konsep atau memecahkan masalah.
Kelebihan model pembelajaran penemuan
terbimbing menurut Markaban (2006:16) adalah sebagai berikut :
a. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.
b.
Menumbuhkan sekaligus
menanamkan sikap inguiry (mencari-temukan).
c.
Mendukung kemampuan
problem solving siswa.
d.
Memberikan wahana
interaksi antar siswa, maupun siswa antar guru, dengan demikian siswa juga terlatih
untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
e. Lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya
Kelemahan Pembelajaran Penemuan
Terbimbing (Guided Discovery)
Adapun kelemahan model pembelajaran
penemuan terbimbing menurut Ruseffendi (dalam Siadari, 2001: 26) adalah sebagai
berikut:
- Tidak semua materi dapat disajikan dengan mudah, menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing.
- Proses pembelajaran memerlukan waktu yang relatif lebih banyak.
- Bukan merupakan model pembelajaran murni, maksudnya tidak dapat berdiri sendiri (hanya dapat digunakan jika ada keterlibatan model lain misal ekspositori, ceramah, dan lain sebagainya).
Sedangkan kekurangannya menurut Markaban
(2006:16) sebagai berikut :
a. Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.
b.
Tidak semua siswa
dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Dilapangan, beberapa siswa masih terbiasa
dan mudah dimengerti dengan model ceramah.
c. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar