Senin, 05 Agustus 2024

Sejarah Kelas X

 

CARA BERPIKIR SEJARAH

 

Berpikir sejarah merupakan salahsatu proses berpikir ilmiah. Sarana berpikir ilmiah digunakan sebagai  alat  bagi  Ilmu  Sejarah  untuk  mengembangkan  materi  pengetahuannya  berdasarkan metode-metode   ilmiah.   Dalam   mendapatkan   pengetahuan   ilmiah   pada   dasarnya   ilmu menggunakan penalaran yang berfungsi untuk membantu proses metode ilmiah. Kemampuan berpikir ilmiah yang baik sangat didukung oleh penguasaan sarana berpikir dengan baik pula, maka dalam proses berpikir ilmiah diharuskan untuk mengetahui dengan benar peranan masing- masing sarana berpikir tersebut dalam keseluruhan proses berpikir ilmiah.

Sejarah sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, tidak dapat lepas dari waktu terjadinya sebuah peristiwa. Dalam memaparkan sebuah peristiwa sejarah sangat diperlukan sebuah cara berpikir yang tepat sehingga peristiwa sejarah tidak mengalami distorsi (penyimpangan sejarah). Salah satunya adalah berpikir diakronik. Apakah yang dimaksud berpikir diakronik?

 

A.    Berpikir Diakronik

Diakronis  berasal  dari  bahasa  Yunani,  dia artinya  melintasi  atau  melewati  dan  khronos yang berarti perjalanan waktu. Dengan demikian, diakronis dapat diartikan sebagai suatu peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri sendiri atau timbul secara tiba-tiba. Sebab sejarah meneliti gejala-gejala yang memanjang dalam waktu, tetapi dalam ruang yang terbatas.

Konsep diakronis melihat bahwa peristiwa dalam sejarah mengalami perkembangan dan bergerak sepanjang masa. Melalui proses inilah, manusia dapat melakukan perbandingan dan melihat perkembangan    sejarah    kehidupan    masyarakatnya    dari    jaman    ke    jaman    berikutnya. Suatu peristiwa sejarah tidak bisa lepas dari peristiwa sebelumnya dan akan mempengaruhi peristiwa yang akan datang. Sehingga, berfikir secara diakronis haruslah dapat memberikan penjelasan secara kronologis dan kausalita. Studi  diakronis  bersifat  vertikal,  misalnya  menyelidiki  perkembangan  sejarah  Indonesia  yang dimulai sejak adanya prasasti di Kutai sampai kini.

 

Adapun ciri  diakronik yaitu:

a.       Mengkaji dengan berlalunya masa;

b.      Menitik beratkan pengkajian pristiwa pada sejarahnya

c.       Bersifat historis atau komparatif;

d.      Bersifat vertikal;

e.       Terdapat konsep perbandingan;

f.        Cakupan kajian lebih luas;

Contohnya :

Kronologi Pertempuran Ambarawa (20 Oktober – 15 Desember 1945)

1.      Tentara Sekutu yang diboncengi NICA mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945.

2.      Tanggal 23 November 1945 ketika matahari mulai terbit, mulailah terjadi tembak-menembak antara para pejuang kemerdekaan dengan pasukan Sekutu.

3.      Kolonel Soedirman mengadakan rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan Laskar pada tanggal 11 Desember 1945.

4.      Serangan mulai dilancarkan pada tanggal 12 Desember 1945 pukul 4.30 pagi.

5.      Pertempuran berakhir pada tanggal 15 Desember 1945 dan Indonesia


B.     Berpikir Sinkronik 

Bagaimanakah berpikir sinkronik?

Kata  sinkronis  berasal  dari  bahasa  Yunani  syn yang  berarti  dengan,  dan  khronos yang  berarti waktu, masa. Berpikir sinkronis dalam sejarah adalah mempelajari peristiwa yang sezaman, atau bersifat  horisontal. Sinkronik  artinya  segala  sesuatu  yang  bersangkutan  dengan  peristiwa  yang terjadi di suatu masa/ruang tetapi terbatas dalam waktu.

Sinkronis  artinya  meluas  dalam  ruang  tetapi  terbatas  dalam  waktu.  pengertian  sejarah secara sinkronik artinya mempelajari pristiwa sejarah dengan berbagai aspeknya pada waktu atau kurun waktu  yang tertentu atau terbatas. Kajian sinkronis sejarah mengandung kesistematisan tinggi, sedangkan kajian diakronis tidak.  Kajian sinkronis justru lebih serius dan sulit.

Berdasarkan uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa pengertian berpikir sinkronik dalam sejarah adalah  mempelajari (mengkaji) struktur (karakter) suatu peristiwa sejarah dalam kurun waktu tertentu atau dibatasi oleh waktu.

Bagaimanakah ciri-ciri sinkronik?

Ciri -Ciri  sinkronik yakni sebagai berikut :

1.      Mengkaji  pada masa tertentu

2.      Menitik beratkan pengkajian  pada strukturnya(karakternya)

3.      Bersifat horizontal

4.      Tidak ada konsep perbandingan

5.      Cakupan kajian lebih sempit

6.      Memiliki sistematis yang tinggi

7.      Bersifat lebih serius dan sulit

Contoh berpikir sinkronik :

Anda pasti mengetahui kapan Sumpah Pemuda di laksanakan, bagaimanakah dampak sosial setelah terjadinya Peristiwa Sumpah Pemuda

Kamis, 25 Juli 2024

Materi Sejarah Kelas XI F4, XI F5, XI F6, XI F7

Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme, Jenis & Tujuannya 

Kamu tahu nggak sih awal mulanya terjadinya kolonialisme dan imperialisme di Indonesia? Walaupun mungkin sudah sering kita dengar sehari-hari ataupun di sekolah, tapi masih banyak yang belum paham mengenai pengertian, tujuan, hingga awal mula terjadinya kolonialisme dan imperialisme. Nah, biar bingung lagi, kita akan bahas tuntas di artikel ini.

Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme

Kolonialisme dan imperialisme itu memiliki makna yang berbeda ya. Jadi, kita akan bahas pengertiannya secara terpisah berikut ini.

1. Pengertian Kolonialisme

Kolonialisme berasal dari bahasa latin ‘colonia’ yang artinya tanah, tanah permukiman, atau jajahan. Secara istilah, kolonialisme adalah upaya yang dilakukan untuk memperluas wilayah oleh negara-negara penguasa dalam rangka menguasai suatu daerah atau wilayah untuk mendapatkan sumber daya.

Kolonialisme umumnya dilakukan oleh negara-negara yang memiliki kekuatan lebih dibandingkan dengan negara lain. Contohnya seperti Spanyol yang menguasai wilayah Filipina dan Kolombia, Belanda yang menguasai wilayah Indonesia, dan Inggris yang menguasai wilayah India dan Semenanjung Malaya. 

2. Pengertian Imperialisme

Imperialisme berasal dari bahasa latin ‘imperare’ yang artinya menguasai. Secara istilah, imperialisme berarti upaya untuk memegang kendali pemerintahan dari negara lain yang bertujuan untuk menguasainya dalam memperoleh kekuasaan atau keuntungan dari negara yang dikuasainya.

Imperialisme sudah ada sejak abad ke-18, pada awalnya dicetuskan oleh Benjamin Disraeli yang merupakan Perdana Menteri Inggris saat itu.

Jenis-Jenis Kolonialisme dan Imperialisme

Kolonialisme dan imperialisme juga memiliki jenis atau bentuk yang berbeda-beda. Apa saja sih jenisnya?

Jenis-Jenis Kolinialisme

·         Koloni eksploitasi: menguras habis sumber daya daerah jajahan.

·    Koloni penduduk: dilakukan dengan mengusir atau menghilangkan penduduk lokal di suatu wilayah.

Jenis-Jenis Imperialisme

Imperialisme dibagi menjadi 2 yaitu berdasarkan waktu dan tujuannya, yaitu:

1. Imperialisme berdasarkan waktunya

Imperialisme kuno: muncul sebelum Revolusi Industri di Inggris yang dilatarbelakangi oleh 3G yaitu Gold, Gospel, dan Glory. Imperialisme modern: muncul setelah Revolusi Industri yang dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi dan kebutuhan industri pada waktu itu.

2.      Imperialisme berdasarkan tujuan

·         Imperialisme politik: untuk menguasai seluruh kehidupan politik suatu negara

·         Imperialisme ekonomi: untuk menguasai sektor perekonomian negara lain

·         Imperialisme militer: untuk menguasai negara lain karena dianggap memiliki wilayah strategis    yang bisa memperkuat pertahanan

 

Awal Mula Munculnya Kolonialisme dan Imperialisme

Pada mulanya, ada kota yang bernama Konstantinopel. Kota ini merupakan kota dagang yang strategis. Banyak barang-barang dari Asia seperti sutra hingga rempah-rempah yang masuk ke Eropa melalui kota ini.

Pada tahun 1453, Konstantinopel yang awalnya dikuasai oleh kekaisaran Romawi Timur jatuh ke- tangan Turki Utsmani. Setelah itu, kesultanan Konstantinopel pun membuat aturan yang memberatkan para pedagang Eropa, seperti pajak tinggi yang mengakibatkan sebagian orang tidak bisa berdagang. Padahal, di masa itu rempah-rempah sangat tinggi nilai jualnya di Eropa.

Akibat kesulitan mendapat pasokan barang dari Asia, orang Eropa akhirnya berpikir untuk langsung mencari langsung ke sumbernya. Mulailah dilakukan penjelajahan Samudra untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah, salah satunya ke nusantara. Setelah sudah sampai di nusantara, orang-orang yang datang ini semakin lama semakin ingin menguasai seluruh wilayahnya dengan cara menjajah.

 Tujuan Kolonialisme dan Imperialisme

“Terus apa sih tujuan dilakukannya kolonialisme dan imperialisme?”

Tujuan menjajah sudah sangat jelas, yaitu ingin menguasai dan memperluas wilayah kekuasaan. Banyak dari negara-negara jajahan yang terus dikeruk sumber dayanya, baik alam maupun manusia. Dengan begitu, negara penjajah semakin kuat dengan menguasai tempat-tempat vital atau strategis dari suatu wilayah.

Tugas!

Anak-anak setelah mempelajari materi di atas silahkan isi tabel berikut! 

Topik 

(Materi )

Definsisi

(Pengertian)

Persamaan

Perbedaan

Tujuan

Negara yang menerapkan

 

1.Kolonialisme

 

 

 

 

 

 

2.Imperialisme

 

 

 

 

 

 

Selamat Bekerja